Mitos Mengenai Malam 1 Suro, Masih Adakah yang Percaya?

Desain: Fatimah Malinda Utami

JOURNOLIBERTA.COM – Malam satu Suro atau perayaan Tahun Baru Islam dalam kalender Jawa memiliki beberapa mitos yang berkembang di masyarakat. Namun, kepercayaan tersebut justru dianggap kurang logis oleh generasi muda.

Sebagaimana yang dinyatakan anak muda keturunan Jawa, Pinkan (19), mengaku tidak mempercayai kepercayaan tersebut dan menganggapnya sebagai mitos belaka.

“Karena doktrin yang digunakan untuk sebuah mitos umumnya kurang logis. Contohnya enggak boleh gunting kuku tengah malam. Kalau dipikir secara logika, gunting kuku tengah malam enggak boleh karena takut salah gunting yang menyebabkan luka. Jadi, mitos-mitos yang sampai ke masyarakat kebanyakan ‘dibumbui’ lagi untuk mendoktrin orang agar takut dengan larangan tersebut. Padahal niat awalnya baik, tapi karena bumbu itu jadi keliatan magisnya,” ujar Pinkan saat diwawancarai via WhatsApp, Selasa (18/7/2023).

Lebih lanjut, Pinkan mengaku tidak mengikuti mitos-mitos yang ada. Namun, menurutnya, ada sisi baik di dalam mitos tersebut, seperti larangan keluar malam yang dapat menyebabkan terjadinya kejahatan. 

“Balik lagi ke mitos mengenai larangan keluar malam, kan kalau malam hari memang rawan terjadinya kejahatan apalagi terhadap perempuan. Jadi enggak cuman malam 1 suro saja, tapi setiap malam juga harus waspada,” ungkap Pinkan. 

Senada dengan Pinkan, Diana yang juga memiliki darah keturunan Jawa mengaku tidak mempercayai adanya mitos malam satu Suro. 

“Menurut saya, selain tidak masuk akal, kebanyakan mitos-mitos yang beredar juga bertentangan dengan agama yang saya anut. Saya khawatir jika saya percaya kepada mitos-mitos itu dapat merusak akidah,” ujar Diana saat diwawancarai via Whatsapp, Rabu (19/7/2023).

Meski begitu, Diana mengungkapkan, mitos mengenai bulan Suro di keluarganya sudah lama tidak dilakukan. 

“Tetapi untuk mitos mengenai bulan suro setahu saya sudah tidak dilakukan dan diikuti lagi saat ini,” pungkas Diana.


Penulis: Raniah Tamarisha

Editor: Nurma Nafisa

Pos terkait