Inisiatif Sosok Pemuda, Ubah Kegiatan Negatif Melalui Gerakan Peduli Lingkungan

Kegiatan Tjokronesia saat penanaman dan pemberian bantuan bibit jambu kristal agro edukasi wisata Ragunan. (Foto: Dok. Tjokronesia)

Journoliberta.com – Di tengah keramaian Kota Belimbing, tersimpan jutaan cerita kelam yang berhasil menghantui selama bertahun-tahun lamanya. Hal itu kemudian menjadi kebiasaan yang terus melekat hingga turun-menurun, meresahkan berbagai pasang mata karena mampu menghancurkan masa depan seseorang. Namun, entah dari mana muncul sosok pemuda pemberani yang menjegal kesuraman itu melalui kantong positif.

Seorang anak muda asal Depok, Adhil Ramadhan merasa khawatir usai memperhatikan banyaknya problematika remaja di sekitarnya. Menurutnya, kegiatan pemuda telah menjadi pasif dan tidak jarang terjadi kekosongan selama dua tahun sebelum pandemi. Adhil juga menemukan fakta bahwa kegiatan anak muda berubah dengan perilaku yang tidak pantas, seperti jual-beli narkoba, prostitusi, dan tawuran antar remaja.

“Saya sempat melakukan riset lewat wawancara yang hasilnya permasalahan anak muda merupakan hal lumrah di daerah sana pada saat itu. Sehingga tidak dapat diselesaikan dengan baik karena tidak ada yang mampu menyelesaikannya,” ujar Adhil saat diwawancarai via Google Meet, Kamis (18/1).

Setelah menyaksikan kekacauan yang melanda generasi penerus bangsa, ia berinisiatif menciptakan gerakan pemuda dalam ranah positif. Ia pun mendapatkan mandat dan peluang dari sosok yang sangat dihormatinya. Dengan cara yang sederhana namun berdaya, ia berhasil merintis perubahan dari kegiatan negatif menjadi positif melalui kegiatan lingkungan.

Dalam menjalankan kesehariannya, Adhil aktif menanam berbagai jenis rempah di pekarangan rumahnya. Berawal dari kegiatan positif tersebut, ia menarik perhatian salah seorang rektor di Sawangan yang memberikannya saran untuk melibatkan para remaja sekitar. Seiring berjalannya waktu, Adhil mencetuskan ide Tjokronesia Garden sebagai wadah untuk menyelesaikan masalah anak muda dengan pendekatan lingkungan.

Perkumpulan generasi muda hadir sebagai penyelamat dan harapan sempurna yang mampu mengatasi kekosongan. Diambil dari sepasang kata unik yang apabila ditelusuri makna dibaliknya akan menggambarkan tindakan menggali potensi di suatu wilayah. Berangkat dari keresahan yang tak terduga, sarana tersebut berhasil menciptakan lokomotif pendidikan alternatif bagi anak muda.

Tjokronesia Garden terbentuk atas inisiatif Adhil dalam upaya memutus rantai budaya yang merusak generasi anak muda. Menurutnya, tingkat kriminalitas dianggap lumrah disebabkan oleh dua faktor, yakni remaja tidak mendapatkan tempat untuk berkembang dan tidak adanya kegiatan positif. Melalui komunitas ini, permasalahan yang sulit diselesaikan selama bertahun-tahun akhirnya membuahkan hasil positif. Adhil mengungkapkan bahwa indeks kenakalan remaja turun, dan tawuran antar remaja tidak lagi terjadi di Jalan Kelurahan Tugu, Depok.

Setiap salat Jumat menjadi saksi bisu bagi perubahan yang digerakkan oleh Adhil di sudut Kota Belimbing. Dengan tekad kuat, ia berhasil melangkah perlahan namun pasti untuk menukar kultur buruk anak muda menjadi sesuatu yang lebih apik. Melalui beraneka kegiatan yang dirancangnya, dampak positif tidak hanya terasa pada lingkungan sekitar, tetapi juga melahirkan pelajaran yang tak terhingga nilainya.

Adhil memulai langkah pertamanya dengan mengajak para remaja untuk bergabung dalam kelas vegetasi Tjokronesia Garden setiap hari Jumat. Keputusan tersebut diambil karena seringkali tawuran antar remaja terjadi pada saat jalanan sepi. Kemudian ia berusaha menangkal aksi tawuran dengan memberikan tempat dan kegiatan yang lebih baik. Baginya, pendekatan lingkungan menjadi sebuah pendidikan alternatif yang berpotensi dapat mengubah mentalitas seseorang.

Dedikasi luar biasa yang dicurahkan dalam perkumpulan pemuda-pemudi itu bak membuka pintu lebar bagi si pelopor. Dengan jiwa semangat dan komitmen yang tinggi, ia mampu mengeksplorasi dan menggapai begitu banyak peluang emas di hadapannya. Keberhasilannya menjadi bukti bahwa usaha tidak pernah mengkhianati hasil, melainkan menjadi kunci kesuksesan dan perubahan yang positif.

Sejalan dengan kemajuan Tjokronesia, Adhil meraih berbagai kesempatan dan penghargaan di bidang lingkungan. Salah satunya adalah penghargaan Pemuda Pelopor di Provinsi Jawa Barat yang kemudian aktif dalam forumnya. Selain itu, ia juga mendapatkan penghargaan dari perpusnas sebagai program terinovatif nasional melalui kurikulum fotosintesisnya.

Bagaikan menelusuri jalanan yang penuh rintangan, setiap mengembangkan sesuatu pasti ada saja halangan yang harus dihadapi. Tak jarang segelintir orang sulit menerima kejayaan sesamanya hingga akhirnya memilih menjatuhkannya. Namun, percaya atau tidak bahwa kesabaran akan membuahkan hasil yang manis.

Tjokronesia Garden rupanya sempat mengalami vakum selama 4 bulan lamanya sekitar tahun 2020-2021. Meski demikian, Adhil tidak merasa takut atau lengah hingga akhirnya ia dibantu oleh kerabatnya yang juga seorang duta baca Depok, Safanah Nur Adzikra untuk transformasi ke ranah edukasi. Berkat kolaborasi antar keduanya, Tjokronesia memulai kembali dengan warna baru yang lebih terstruktur dan sistematis.

Lingkungan baru akan menciptakan perubahan suasana yang segar dan berbeda dari sebelumnya. Inovasi-inovasi baru lahir sebagai arah kelanjutan yang membawa dampak besar pada perkembangan kelompok. Dengan kreativitas yang hangat, mereka dapat mewujudkan sarana pendidikan melalui cara sederhana.

Adhil dan Safa memulai Tjokronesia dengan fokus pada ranah edukasi telah menghadirkan inovasi melalui ciptaan kurikulum fotosintesis. Dalam kurikulum ini, mereka merancang berbagai pilar-pilar kegiatan yang komprehensif. Di antaranya ada karakter kecintaan alam dan lingkungan, pelestarian alam dan lingkungan, kreativitas alam dan lingkungan, serta literasi alam dan lingkungan.

“Sentuhan Tjokronesia mengembangkan sumber daya manusia yang sadar akan lingkungan dengan skema sederhana. Harapannya untuk anak muda agar tumbuh merdeka secara pikir, ruh, dan ilmu. Dalam arti memiliki pikiran berani dan mindset peduli terhadap keadilan ekologis dan lingkungan,” tutur Adhil penuh harap.

 

Pos terkait